Kenyataan yang tidak mungkin dan mustahil untuk diingkari oleh kaum Kristen bahwasanya al-Kitab menunjukan bahwa yesus adalah manusia. Jika ia manusia maka ia bukanlah tuhan, karena manusia memliki sifat-sifat kemanusiaan yang bertentangan dengan sifat-sifat ketuhanan. Kedua sifat yang bertentangan dan kontradiktif ini tidak mungkin untuk digabungkan dan diselaraskan. Keyakinan trinitas kaum Kristen menunjukan bahwa Yesus adalah “Seorang Tuhan”, dan “Seorang Tuhan” adalah sesuatu yang mustahil untuk digambarkan, dan tidak mungkin untuk dijelaskan dengan analogi apapun. (lihat lagi tulisan https://firanda.com/index.php/artikel/aqidah/555-kebingungan-kristen-dalam-memahami-trinitas).
Diantara sifat-sifat kemanusiaan Yesus dalam al-Kitab :
Pertama : Yesus Makan dan Minum
Sebagaimana manusia yang lainnya Yesus juga tunduk kepada kebutuhan dan hajat-hajatnya sebagai manusia. Ia membutuhkan makan dan minum. Dan tentunya setelah makan dan minum maka ia butuh untuk buang air.
Dalam Al-Qur’an :
مَا الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ إِلا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ وَأُمُّهُ صِدِّيقَةٌ كَانَا يَأْكُلانِ الطَّعَامَ انْظُرْ كَيْفَ نُبَيِّنُ لَهُمُ الآيَاتِ ثُمَّ انْظُرْ أَنَّى يُؤْفَكُونَ (٧٥)
“Al-Masih putera Maryam itu hanyalah seorang Rasul yang Sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar, Kedua-duanya biasa memakan makanan. perhatikan bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka (ahli Kitab) tanda-tanda kekuasaan (Kami), kemudian perhatikanlah bagaimana mereka berpaling (dari memperhatikan ayat-ayat Kami itu).” (QS Al-Maaidah : 75)
Yesus sebagaimana saudara-saudaranya yang lain dari kalangan para nabi, mereka semua keturunan Nabi Adam, dan dilahirkan dari perut seorang wanita, mereka manusia dan butuh makanan.
وَمَا أَرْسَلْنَا قَبْلَكَ مِنَ الْمُرْسَلِينَ إِلا إِنَّهُمْ لَيَأْكُلُونَ الطَّعَامَ وَيَمْشُونَ فِي الأسْوَاقِ
“Dan Kami tidak mengutus Rasul-rasul sebelummu, melainkan mereka sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar” (QS Al-Furqon : 20).
Al-Kitab menyatakan kebutuhan Yesus terhadap makanan dan minuman. Dalam injil Matius (21 : 18-19 dibawah sub judul : Yesus mengutuk pohon ara) : ((Pada pagi-pagi hari dalam perjalanan-Nya ke kota, Yesus merasa lapar. Dekat jalan Ia melihat pohon ara lalu pergi ke situ, tetapi Ia tidak mendapati apa-apa pada pohon itu selain daun-daun saja. Kata-Nya kepada pohon itu : “Engkau tidak akan berbuah lagi selama-lamanya!”. Dan seketika itu juga keringlah pohon ara itu))
Perhatikanlah bukti kemanusiaan Yesus :
– Yesus lapar, yang seharusnya tuhan tidak akan lapar
– Yesus mau makan buah, sehingga mencari pohon ara. Kalau Yesus adalah tuhan seharusnya langsung saja ciptakan buah, atau pohonnya langsung datang menuju Yesus sehingga tidak perlu Yesus yang mendatangi pohon
– Yesus tidak tahu kalau ternyata pohon tersebut tidak ada buahnya, dan yang ada hanyalah dedaunan. Kalau Yesus adalah tuhan maka ia pasti sudah tahu bahwa pohon tersebut tidak ada buahnya, dan ia akan menuju pohon yang lain yang ada buahnya
– Kemarahan Yesus sehingga mengutuk pohon ara menunjukkan tidak adanya sifat “kasih” tuhan terhadap pohon yang bukanlah makhluk berakal, dan ia tidak bersalah sama sekali. Karena yang menentukan atau menjadikan ia berbuah semata-mata hanyalah Tuhan (Allah). Kalau Yesus marah lantas mengutuk pohon tersebut sehingga menjadi kering ini menunjukkan seharusnya Yesus marah sama Tuhan yang menjadikan pohon itu tidak berbuaah. Pohon ara tersebut tidak punya pilihan untuk berbuah atau tidak, ia hanya menunggu keputusan Tuhan. Lantas jika Yesus adalah tuhan seharusnya ia menyalahkan dirinya sendiri kenapa tidak menciptakan pohon tersebut dalam keadaan berbuah. Ini berarti tuhan menyalahkan tuhan
– Jika pohonnya tidak berbuah, seharusnya Yesus tidak perlu marah dan mengutuk, tapi cukup menciptakan buah pada pohon ara tersebut. Dan ini lebih pas terhadap sifat “kasih” Yesus dibandingkan harus marah-marah.
– Para murid-murid Yesus yang heran tatkala Yesus mengutuk pohon menjadi kering. Hal ini menunjukkan mereka tidak meyakini ketuhanan Yesus. Kalau mereka telah meyakini Yesus sebagai tuhan maka mereka sama sekali tidak akan kaget dengan mukjizat Yesus.
Dalam injil Yohanes (4 : 6-8) : ((Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena itu Ia duduk di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas. Maka datanglah seorang perempuan Samaria hendak menimba air. Kata Yesus kepadanya : “Berilah Aku minum”)) ini menunjukkan Yesus membutuhkan air untuk minum. Demikian juga pada injil Yohannes (4 : 31-33) : ((Sementara itu murid-muridNya mengajak Dia, katanya : “Rabi, makanlah”. Akan tetapi Ia berkata : “Padaku ada makanan yang tidak kamu kenal”. Maka murid-murid berkata seorang kepada yang lain : “Adakah orang yang telah membawa sesuatu kepadaNya untuk dimakan?”))
Ini menunjukkan bahwa murid-murid Yesus mencari makanan untuk Yesus lalu menghidangkan makanan tersebut untuk Yesus, karena mereka mengetahui bahwasanya Yesus butuh makan sebagaimana nabi-nabi yang lain.
Peringatan :
Sebagian kaum Kristen berdalil dengan kemampuan Yesus berpuasa selama 40 hari tanpa makan dan minum (sebagaimana termaktub dalam injil Matius 4 : 2), menunjukan bahwa Yesus adalah tuhan. Karena tidak ada manusia biasa yang mampu berpuasa tidak makan dan minum selama 40 hari kecuali yang memiliki nilai ketuhanan.
Bantahan terhadap pernyataan ini dari beberapa sisi :
– Kenyataannya justru nas dalam Matius 4 : 2 tersebut menunjukkan Yesus bukanlah tuhan akan tetapi manusia biasa. Berikut nasnya : ((Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus)). Ternyata setelah berpuasa 40 hari Yesus pun lapar. Jika Yesus tuhan maka tidak akan ditimpa rasa lapar. Bagaimana tuhan bisa lapar, sementara tuhanlah yang memberi rizki dan makanan kepada makhluk-Nya !!
– Ternyata Nabi Musa lebih hebat daripada Yesus. Nabi Musa ‘alaihis salam berpuasa juga selama 40 hari siang dan malam, akan tetapi tidak disebutkan setelah itu Musapun lapar !!. Dalam kitab Ulangan (9 : 9) disebutkan ((Setelah aku (Musa) mendaki gunung untuk menerima loh-loh batu, loh-loh perjanjian yang diikat TUHAN dengan kamu, maka aku tinggal empat puluh hari empat puluh malam lamanya di gunung itu; roti tidak kumakan dan air tidak kuminum)). Akan tetapi kenapa tidak seorang Kristenpun yang menyatakan Musa memiliki ruh ketuhanan !!
– Demikian juga Elia mampu untuk tidak makan dan minum selama 40 hari. Dalam kitab Raja-Raja 1 (19 : 7-8) : ((Tetapi malaikat TUHAN datang kedua kalinya dan menyentuh dia (Elia) serta berkata, “Bangunlah, makanlah !. Sebab kalau tidak, perjalananmu nanti terlalu jauh bagimu. Maka bangunlah ia, lalu makan dan minum, dan oleh kekuatan makanan itu ia berjalan empat puluh hari empat puluh malam lamanya sampai ke gunung Allah, yakni gunung Horeb)). Nas ini menunjukkan Elia kemungkinan lebih hebat dari Yesus, karena Elia setelah makan tidaklah ia berdiam diri, akan tetapi melakukan perjalanan yang melelahkan selama 40 hari naik gunung !!. Berbeda dengan Yesus yang berpuasa akan tetapi tidak melakukan perjalanan berat seperti naik gunung. Akan tetapi tidak seorangpun yang menganggap Elia sebagai tuhan.
Kedua : Yesus Tidur dan Beristirahat
Tentu dampak dari makan dan minum serta pekerjaan dan kegiatan adalah keletihan dan kebutuhan untuk tidur dan istirahat, agar seorang manusia bisa mengembalikan lagi kesegarannya dan kembali melakukan kegiatannya. Kalau seorang manusia tidak istirahat dan tidak tidur maka ia tidak akan mampu menjalankan tugas dan kegiatannya.
Ternyata Yesus sering kali lelah dan letih serta ingin beristirahat. Sebagai contoh :
– Dalam injil Lukas (8 : 23-24) : ((Dan ketika mereka sedang berlayar, Yesus tertidur. Sekonyong-konyong turunlah taufan ke danau, sehingga perahu itu kemasukan air dan mereka dalam bahaya. Maka datanglah murid-muridNya membangunkan Dia, katanya : “Guru, Guru, kita binasa!”. Iapun bangun dan menghardik angin dan air yang mengamuk itu. Dan angin dan air itupun reda dan danau itu menjadi teduh))
– Hal ini juga sebagaimana termaktub dalam injil Matius (8 : 24) : ((Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu ditembus gelombang, tetapi Yesus tidur))
– Demikian pula termaktub dalam injil Markus (4 : 38) : ((Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-muridNya membangunkan Dia…))
Perhatikanlah…Yesus tidur sangat terlelap karena begitu letihnya berjalan-jalan keliling untuk berdakwah. Sampai-sampai tatkala Yesus tidur di kapal lalu datang ombak yang begitu besar, bahkan air sampai masuk ke dalam kapal, Yesus masih saja lelap tertidur. Kalau bukan karena murid-muridnya yang membangunkannya tentu Yesus tidak bangun. Ini menunjukkan Yesus hanyalah manusia biasa yang sangat butuh dengan istirahat karena kelelahan dan keletihan yang Ia rasakan.
Ketiga : Yesus Ketakutan
Yesus ketakutan kalau ia sampai ditangkap oleh orang-orang Yahudi yang akan membunuhnya. Sampai-sampai keringatnya bercucuran karena ketakutan, bahkan keringatnya bercucuran seperti tetesan-tetesan darah yang mengalir ke tanah.
Dalam injil Lukas (22 : 44) : ((Ia (Yesus) sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah))
Tentunya apakah Tuhan ketakutan?? Ini adalah hal yang sangat aneh !!. Ini menunjukkan bahwa Yesus adalah seorang Nabi sebagaimana nabi-nabi yang lain yang juga terkadang ketakutan.
Keempat : Yesus sedih dan menangis
Yesus berkali-kali menangis, menangis karena berpisah dari orang-orang yang dicintainya atau karena meninggalnya sahabatnya. Suatu hari datang Maryam dan mengabarkan kepadanya tentang meninggalnya Lazarus, maka Yesuspun gelisah dan sedih hingga akhirnya menangis. Dalam injil Yohanes (11/33-36) : ((Ketika Yesus melihat Maria menangis dan juga orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama dia, maka masygullah hati-Nya. Ia sangat terharu dan berkata, “Di manakah dia kamu baringkan?”. Jawab mereka : “Tuhan marilah dan lihatlah !”. Maka menangislah Yesus. Kata orang-orang Yahudi : “Lihatlah, betapa kasih-Nya kepadanya!”))
Diantara nas-nas lain dari injil yang menunjukkan sedih dan menangisnya Yesus adalah :
– Dalam injil Matius (26 : 37-38) : ((Dan Ia (Yesus) Petrus dan kedua anak Zebedeus serta-Nya. Maka mulailah Ia merasa sedih dan gentar, lalu kata-Nya kepada mereka : “Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku.))
– Dalam injil Lukas (19 : 41) : ((Dan ketika Yesus telah dekat dan melihat kota itu, Ia menangisinya))
Tentunya tuhan sangat tidak pantas bersedih apalagi menangis. Karena kesedihan dan tangisan menunjukkan kelemahan.
(bersambung)
Kota Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam-, 29-12-1434 H / 03-11-2013 M
Abu Abdil Muhsin Firanda
www.firanda.com